Senin, 17 Oktober 2011

Krakatau Steel Kembangkan Struktur Baja Tahan Gempa




istimewa 
Palmerah, Warta Kota
Produsen baja Indonesia, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, menjajaki kerja sama dalam bidang riset dan pengembangan penggunaan produk baja untuk aplikasi struktur bangunan tahan gempa dengan salah satu perusahaan baja terbesar dunia Nippon Steel.
"Kami sudah bekerja sama sejak lama dalam hal bantuan teknis dan suplai bahan baku. Kemungkinan kerja sama dengan Nippon Steel sangat terbuka. Saat ini lebih banyak untuk aplikasi konstruksi bangunan tahan gempa," kata Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Fazwar Bujang disela seminar tentang prospek konstruksi baja di Jakarta, Kamis (7/4).
Ia mengatakan pengembangan aplikasi struktur bangunan tahan gempa sangat penting bagi Indonesia yang sebagian besar wilayahnya rawan gempa.
Pemerintah, menurut dia, harus mendorong pemanfaatan standar desain struktur tahan gempa dan standardisasi material tahan gempa untuk meminimalkan risiko gempa.
Ia menambahkan, Krakatau Steel dan perusahaan konstruksi baja mendukung upaya tersebut dengan merencanakan pengembangan material baja dan struktur baja tahan gempa.
"Karena seperti diketahui baja punya kekuatan dan fleksibilitas tinggi, cocok untuk konstruksi bangunan tahan gempa," kata Fazwar.
Sementara Managing Director Nippon Steel Corporation Junji Uchida menjelaskan penggunaan baja sebagai material dalam struktur bangunan pabrik, gedung, bangunan bertingkat tinggi maupun perumahan penduduk sudah memasyarakat di Jepang dan terbukti dapat menekan kerugian akibat gempa.     
Nippon Steel, ia menjelaskan, telah mengembangkan material baja tahan gempa dan struktur baja yang lebih aman untuk bangunan perumahan, asrama, rumah susun dan toko retail.
"Struktur tahan gempa ini akan dikembangkan di Indonesia bekerja sama dengan Krakatau Steel Group," katanya.
Berkenaan dengan hal itu Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman Kementerian Pekerjaan Umum Anita Firmanti mengatakan pemerintah mendorong penggunaan konsep bangunan prafabrikasi yang lebih tahan gempa. 
"Ke depan memang harus berpikir untuk menerapkan itu dalam pembangunan rumah di perkotaan. Selain lebih cepat prosesnya, bangunan prafabrikasi juga lebih ringan dan tahan gempa," katanya.
Pemerintah pun sudah memiliki aturan tentang perencanaan bangunan tahan gempa yang tertuang dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 1726 tahun 2002 tentang perencanaan bangunan.
Namun, Anita menjelaskan, setelah gempa besar tahun 2004 aturan tersebut diperbaiki supaya sesuai dengan peta kegempaan yang baru dan sekarang proses revisinya sudah selesai.
"Sudah konsensus.  Hasilnya sudah dikirim ke Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk mendapat persetujuan.  Kami harap bisa segera diterapkan karena sudah ditunggu. Harapan kami paling tidak enam bulan lagi standar yang baru sudah bisa diterapkan," katanya.(ant/rul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar